PEKALONGAN - SMPIT Assalaam Kota Pekalongan, mendirikan gedung baru yang akan mengakomodir jumlah pendaftar di sekolah islam terpadu itu.
Pendirian gedung baru yang dinamai gedung II tersebut, ditandai dengan peletakkan batu pertama yang dilakukan di komplek Gedung SMPIT di
Kelurahan Kalibaros, Senin (8/2).
Peletakkan batu pertama pembanguan gedung baru, dihadiri oleh jajaran
pengurus Yayasan Al Ummah, walikota terpilih HA Alf Arslan Djunaid,
Ketua DPRD Kota Pekalongan, Balgies Diab, dan juga sejumlah anggota DPRD
Kota Pekalongan.
Gedung II SMPIT Assalam akan dibangun tiga lantai, dengan jumlah 24
kelas atau delapan kelas per lantai. “Gedung II ini merupakan duplikasi
dari gedung I. Kalkulasi biaya yang dibutuhkan adalah sebesar Rp5
miliar. Sehingga dalam pembangunannya akan dilakukan secara bertahap,”
terang Ketua Panitia Pembangunan, Salafudin.
Untuk tahap pertama, jelaskannya, akan dibangun terlebih dahulu
pondasi gedung dengan lantai 1 yang dikalkulasikan membutuhkan biaya
sebesar Rp2 miliar. “Karena kebutuhan biaya yang besar, maka pembangunan
akan dilakukan bertahap. Tapi kami yakin bahwa akan ada jalan keluar
untuk kebutuhan pembangunan ini,” tutur dia lagi.
Pembangunan gedung baru, kata dia, tak terlepas dari banyaknya minat
masyarakat untuk menitipkan anaknya di SMPIT. Biasanya, dalam satu tahun
ajaran baru SMPIT hanya menerima siswa untuk dua kelas yaitu satu kelas
putra dan satu kelas putri. Akibatnya, banyak siswa yang tidak bisa
mendaftar karena terbatasnya kuota.
“Penerimaan setiap tahun dengan hanya dua kelas, berlangsung sampai
tahun ketiga sejak pertama SMPIT berdiri. Karena peminatnya selalu
meningkat, tahun ini kami akan membuka pendaftaran untuk empat kelas
yaitu dua kelas putra dan dua kelas putri. Dengan demikian, tuntutan
pengembangan sarpras menjadi sesuatu yang tidak bisa diabaikan,”
terangnya.
Selam tiga tahun ini, SMPIT sudah meluluskan sebanyak 46 siswa dengan
prestasi yang cukup membanggakan. Salah staunya meraih peringkat kelima
se Kota Pekalongan untuk rata-rata nilai ujian akhir dan peringkat
kedua rata-rata ujian akhir sekolah swasta. “Kami punya mimpi mewujudkan
generasi qurani yang mampu mengemban risalah Islam dan berakhlak
mulia,” kata dia.
Perwakilan wali murid yang juga walikota terpilih, A Alf Arslan
Djunaid, dalam sambutannya menyatakan, pendidikan memang menjadi hal
utama dalam pembangunan. Menjamin pendidikan kepada generasi muda,
menurut Alex adalah tugas bersama antara pemerintah dan orang tua siswa.
Dia menilai, sistem pendidikan model SDIT maupun SMPIT bisa menjadi
proyek percontohan pendidikan di Kota Pekalongan. “Sistem pendidikan
yang dikembangkan di SMPIT ini seimbang antara pendidikan umum dan
agama. Sehingga siswa dapat mengembangkan diri dan menguasai dua bidang
ilmu tersebut secara baik,” tutur Alex.
Dirinya berharap, SMPIT bisa berkembang lebih besar lagi dengan
membuka lembaga pendidikan dengan tingkat yang lebih tinggi. “Harapannya
juga nanti bisa dibentuk SMA-IT bagi siswa yang ingin melanjutkan
pendidikan dengan sistem pendidikan seperti di SMPIT,” harap dia.
Ketua DPRD, Balgies Diab, dalam kesempatan tersebut langsung
memberikan bantuan untuk pembangunan gedung II SMPIT Assalam. Balgies
menyumbang sebanyak 80 sak semen. “Saya melihat ini adalah peletakkan
batu pertama. Sehingga sesuai hari ini, tanggal 8 Februari, saya ikut
menyumbang 80 sak semen,” kata Balgies.
Dirinya mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Al Ummah yang sudah
ikut berperan dalam mengembangkan pendidikan berbasis agama Islam di
Kota Pekalongan. Dirinya berharap dengan peningkatan kualitas gedung
bisa diiringi peningkatan dari segi kualitas. Balgies juga berpesan agar
baik sekolah maupun orang tua siswa juga ikut bersama mencegah
terjadinya kekerasan kepada anak.
“Kami titip agar selain dididik dalam ilmu pengetahuan, anak-anak
juga dapat dididik dari segi akhlak. Sehingga kedepan bisa berkontribusi
terhadap kemajuan Kota Pekalongan. Juga dapat ikut mencegah terjadinya
kekerasan di lingkungan kita,” tandas dia.(nul)
Sumber : Radar Pekalongan
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon komentar sopan dan membangun. Jika tidak, kami akan menghapusnya