Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta
Oleh Anis Matta
Seri 76 (Terakhir): Mencari Pahlawan Indonesia
Orang-orang bertanya mengapa saya menulis serial kepahlawanan ini?
Biasanya, saya akan terdiam. Sebab, memang tidak ada alasan yang terlalu
jelas. Yang saya rasakan hanyalah dorongan naluri: bahwa negeri ini
sedang melintasi sebuah persimpangan sejarah yang rumit, sementara
perempuan-perempuannya sedang tidak subur; mereka makin pelit melahirkan
pahlawan.
Saya tidak pernah merisaukanbenar krisis yang melilit setiap sudut
kehidupan negeri ini. Krisis adalah takdir semua bangsa. Apa yang
memiriskan hati adalah kenyataan bahwa ketika krisis besar itu terjadi,
kita justru mengalami kelangkaan pahlawan. Fakta ini jauh lebih
berbahaya, sebab disini tersimpan isyarat kematian sebuah bangsa.
Bangsa Amerika pernah mengalami depresi ekonomi terbesar dalam sejarah dan tahun 1929 hingga 1937. Selang lima tahun setelah itu, lepatnya tahun 1942, mereka memasuki Perang Dunia Kedua; dan mereka menang. Selama masa itu, mereka dipimpin oleh seorang pemimpin yang lumpuh, dan satu-satunya presiden yang pernah terpilih sebanyak empat kali, FD. Rosevelt. Tapi krisis itu telah membesarkan Bangsa Amerika; selama masa depresi mereka menemukan teori-teori makroekonomi yang sekarang kita pelajari di bangku kuliah dan menjadi pegangan perekonomian jagat raya. Mereka juga memenangkan PD II dan berkuasa penuh di muka bumi hingga saat ini
Bangsa Amerika pernah mengalami depresi ekonomi terbesar dalam sejarah dan tahun 1929 hingga 1937. Selang lima tahun setelah itu, lepatnya tahun 1942, mereka memasuki Perang Dunia Kedua; dan mereka menang. Selama masa itu, mereka dipimpin oleh seorang pemimpin yang lumpuh, dan satu-satunya presiden yang pernah terpilih sebanyak empat kali, FD. Rosevelt. Tapi krisis itu telah membesarkan Bangsa Amerika; selama masa depresi mereka menemukan teori-teori makroekonomi yang sekarang kita pelajari di bangku kuliah dan menjadi pegangan perekonomian jagat raya. Mereka juga memenangkan PD II dan berkuasa penuh di muka bumi hingga saat ini
Itulah yang terjadi ketika kritis dikelola oleh tangan-tangan dingin para pahlawan; mereka
mengubah tantangan menjadi peluang, kelemahan menjadi kekuatan,
kecemasan menjadi harapan, ketakutan menjadi keberanian, dan krisis
menjadi berkah.
Lorong kecil yang menyalurkan udara pada ruang kehidupan sebuah
bangsa yang tertutup oleh krisis adalah harapan. Inilah inti kehidupan
ketika tak ada lagi kehidupan. Inilah benteng pertahanan terakhir bangsa
itu. Tapi benteng itu dibangun dan diciptakan para pahlawan. Mungkin
mereka tidak membawa janji pasfi tentang jalan keluar yang instan dan
menyelesaikan masalah. Tapi mereka membangun inti kehidupan; mereka
membangunkan daya hidup dan kekuatan yang ter tidurdi sana, di atas alas
ketakutan dan ketidakberdayaan. Itulah yang dilakukan Rosevell. Bangsa
yang sedang mengalami krisis, kata Rosevelt, hanya membutuhkan satu hal;
motivasi. Sebab, bangsa itu sendiri, pada dasamya, mengetahui jalan keluar yang mereka cari.
Sebuah kehidupan yang terhormat dan berwibawa yang dilandasi keadilan
dan dipenuhi kemakmuran masih mungkin dibangun di negeri ini. Untaian
Zamrud Katulistiwa ini masih mungkin dirajut menjadi kalung sejarah yang
indah. Tidak peduli seberapa berat krisis yang menimpa kita saat ini.
Tidak peduli seberapa banyak kekuatan asing yang menginginkan kehancuran
bangsa ini.
Masih mungkin. Dengan satu kata: para pahlawan. Tapi jangan menanti kedatangannya atau menggodanya untuk hadir ke sini. Sekali lagi, jangan pernah menunggu kedatangannya, seperti orang-orang lugu yang tertindas itu; mereka menunggu datangnya Rata Adil yang tidak pemah datang.
Mereka tidak akan penah datang. Mereka bahkan sudah ada di sini. Mereka lahir dan besar di negeri ini. Mereka adalah aku, kau, dan kita semua. Mereka bukan orang lain.
Mereka hanya belum memulai. Mereka hanya perlu berjanji untuk merebut
takdir kepahlawanan mereka; dan dunia akan menyaksikan gugusan
pulau-pulau ini menjelma menjadi untaian kalung zamrud kembali yang
menghiasi leher sejarah.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon komentar sopan dan membangun. Jika tidak, kami akan menghapusnya